Kecapi, Buah Tropis Asam Manis yang Mulai Jarang Ditemui
Inews Amuntai- Indonesia dikenal sebagai negeri dengan keragaman buah tropis yang luar biasa. Salah satunya adalah buah Kecapi (Sandoricum koetjape), buah berkulit tebal dengan rasa khas asam manis yang dulu sangat populer di pekarangan rumah masyarakat, tetapi kini mulai jarang ditemui.
Ciri Khas Kecapi
Buah kecapi memiliki ukuran sedang dengan kulit tebal berwarna kuning kecokelatan. Kulit buahnya agak keras, sehingga untuk membukanya biasanya perlu ditekan atau dibelah. Daging buahnya berwarna putih, menempel pada biji, dengan rasa unik perpaduan antara asam, manis, dan sedikit sepat.
Rasa segarnya membuat kecapi sering dimakan langsung, dijadikan rujak, atau diolah menjadi manisan. Tak jarang juga buah ini digunakan sebagai campuran minuman tradisional karena aromanya yang khas dan menyegarkan.

Baca Juga : Amuntai, Kota Itik yang Jadi Kebanggaan Kalimantan Selatan
Buah Pohon Pekarangan yang Mulai Langka
Pada masa lalu, pohon kecapi banyak ditanam di pekarangan rumah maupun kebun karena pohonnya rindang dan mampu memberikan keteduhan. Pohon kecapi dapat tumbuh tinggi hingga 25 meter, dengan batang yang kokoh dan tajuk yang lebar.
Namun, seiring perkembangan zaman, pohon kecappi semakin jarang ditanam. Banyak yang menebang pohon ini karena pertumbuhannya besar dan memerlukan lahan luas. Akibatnya, buah kecapi kini termasuk buah langka yang hanya bisa dijumpai di beberapa daerah atau pasar tradisional.
Kaya Nutrisi dan Manfaat
Selain rasanya yang khas, kecappi juga kaya akan vitamin C, zat besi, serat, serta antioksidan alami. Kandungan tersebut bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan pencernaan, serta membantu melancarkan peredaran darah.
Dalam pengobatan tradisional, bagian lain dari pohon kecpapi juga sering dimanfaatkan. Daunnya dipercaya bisa digunakan sebagai obat herbal, sementara kulit batangnya kadang dipakai sebagai ramuan untuk mengatasi penyakit kulit.
Potensi Ekonomi dan Budidaya
Walau kini semakin jarang, sebenarnya kecappi memiliki potensi ekonomi yang besar. Selain dijual sebagai buah segar, kecappi juga bisa diolah menjadi sirup, selai, hingga permen tradisional. Nilai tambah dari pengolahan buah ini tentu bisa membantu meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya di daerah pedesaan.
Beberapa komunitas pecinta tanaman buah kini mulai melakukan upaya pelestarian dengan menanam kembali pohon kecapi. Harapannya, buah tropis yang mulai langka ini bisa kembali populer dan dikenal luas, terutama oleh generasi muda yang mungkin belum familiar dengan rasanya.
Simbol Buah Tropis yang Perlu Dilestarikan
Kecapi bukan sekadar buah dengan rasa asam manis yang menyegarkan, tetapi juga bagian dari kekayaan hayati Indonesia. Dengan potensi gizi, nilai ekonomi, dan manfaat budayanya, buah ini seharusnya tidak hilang dari kehidupan masyarakat.
Kini, tantangannya adalah bagaimana mengembalikan kecapi sebagai buah favorit masyarakat, sekaligus melestarikan keberadaannya agar tetap tumbuh dan dikenal oleh generasi mendatang.