Amuntai, Kota Itik dan Kebudayaan Banjar di Kalimantan Selatan
Inews Amuntai- Amuntai, ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan, merupakan sebuah kota yang tidak hanya dikenal sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan, tetapi juga memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang khas. Kota ini sering disebut sebagai “Kota Itik”, karena menjadi sentra ternak itik terbesar di Kalimantan Selatan sekaligus penghasil telur asin yang terkenal hingga ke berbagai daerah.
Sejarah Singkat Amuntai
Amuntai memiliki sejarah panjang sebagai pusat peradaban masyarakat Banjar di bagian utara Kalimantan Selatan. Nama Amuntai sudah dikenal sejak zaman Kesultanan Banjar, karena letaknya yang strategis di jalur perdagangan sungai. Sungai-sungai besar seperti Sungai Negara, Sungai Balangan, dan Sungai Tabalong bertemu di kawasan ini, menjadikan Amuntai sebagai simpul transportasi sekaligus tempat berkumpulnya masyarakat dari berbagai wilayah.

Baca Juga : Paskibraka HSU Dapat Apresiasi Langsung dari Bupati di Acara Ramah Tamah
Kota Sungai yang Penuh Kehidupan
Seperti kota-kota lain di Kalimantan Selatan, Amuntai tidak bisa dilepaskan dari sungai. Sungai masih menjadi nadi kehidupan masyarakat, mulai dari sarana transportasi, sumber air, hingga jalur perdagangan. Perahu tradisional yang disebut jukung masih sering digunakan, meski kini jalan darat semakin berkembang.
Selain itu, Amuntai juga dikenal dengan pasar tradisionalnya yang ramai setiap pagi. Pasar ini tidak hanya menjadi pusat ekonomi, tetapi juga tempat pertemuan sosial masyarakat, di mana aneka hasil bumi, ikan, hingga kuliner khas Banjar dijajakan.
Julukan Kota Itik
Salah satu daya tarik utama Amunntai adalah ternak itik Alabio, jenis itik lokal khas Kalimantan Selatan yang dikenal memiliki produktivitas telur tinggi. Dari Amunntai inilah itik Alabio menyebar ke berbagai daerah lain di Indonesia.
Itik Alabio bukan sekadar sumber penghidupan, tetapi juga menjadi identitas Amunntai. Telur asin, olahan kuliner berbahan dasar itik, hingga festival terkait itik kerap digelar di kota ini. Tidak heran jika Amunntai sering dijuluki “Kota Itik” yang membanggakan warganya.
Wisata dan Budaya di Amuntai
Amunntai memiliki sejumlah destinasi wisata menarik, baik yang bernuansa alam, sejarah, maupun budaya. Beberapa di antaranya:
-
Mesjid Tua Al-Karomah (Masjid Raya Amnuntai) – salah satu masjid bersejarah dan terbesar di Hulu Sungai Utara.
-
Pasar Amunntai – pusat pertemuan ekonomi rakyat sekaligus tempat berburu kuliner khas Banjar.
-
Danau Panggang – kawasan rawa luas yang menjadi habitat burung air dan wisata alam populer.
-
Festival Budaya Itik – perayaan khas masyarakat Amunntai yang menampilkan itik sebagai simbol daerah.
Selain itu, Amunntai juga dikenal dengan tradisi Banjar yang masih kental, seperti maulid habsyi, baayun anak, hingga tradisi pernikahan Banjar yang sarat makna.
Ekonomi dan Potensi Daerah
Sektor ekonomi utama Amunntai berasal dari pertanian, perikanan, dan peternakan itik. Lahan pertanian yang subur menghasilkan padi, sayuran, dan buah-buahan. Di sisi lain, rawa-rawa di sekitar Danau Panggang dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat mencari ikan dan beternak.
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga berkembang pesat, terutama produk kuliner khas Banjar, olahan telur asin, dan kerajinan tangan. Semua ini menjadi penggerak ekonomi lokal yang memperkuat identitas Amuntai sebagai kota yang mandiri dan produktif.
Harapan Pembangunan
Sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Hulu Sungai Utara, Amunntai terus berkembang dengan pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik. Jalan darat yang menghubungkan Amunntai dengan Banjarmasin dan kota-kota lain di Kalimantan Selatan semakin diperbaiki.
Namun, masyarakat masih berharap pembangunan bisa lebih merata hingga ke desa-desa. Potensi besar yang dimiliki Amuntai, seperti peternakan itik, perikanan rawa, serta wisata alam dan budaya, perlu dikelola lebih serius agar mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
Kesimpulan
Amuntai bukan sekadar kota kecil di Kalimantan Selatan. Dengan identitasnya sebagai Kota Itik, sejarah panjangnya sebagai pusat peradaban Banjar, serta kekayaan alam dan budaya yang dimiliki, Amuntai menjadi salah satu kota penting yang layak lebih dikenal.
Kehidupan yang harmonis di tepi sungai, keramahan masyarakat, dan tradisi yang masih terjaga menjadikan Amuntai sebagai salah satu wajah asli Kalimantan Selatan yang penuh warna.